Konsultasi Gratis : 0822-9728-9899

Mengapa Anak Disleksia Sulit Membaca dan Menulis? Ini Penjelasannya

Rate this post

Tempat terapi stroke depok dan tangerang – Pernahkah kamu mendengar tentang disleksia? Disleksia adalah salah satu gangguan belajar yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk membaca, menulis, dan mengeja. Bagi banyak orang tua, mungkin agak membingungkan mengapa anak yang terlihat cerdas dan penuh energi justru mengalami kesulitan dalam hal membaca dan menulis. Yuk, kita bahas lebih dalam kenapa hal ini bisa terjadi.

Apa Itu Disleksia?

Disleksia adalah kondisi neurologis yang mempengaruhi cara otak memproses bahasa tertulis. Anak dengan disleksia bukan berarti kurang pintar atau malas belajar, melainkan otaknya bekerja secara berbeda. Ini adalah kondisi yang bisa dialami oleh siapa saja, baik anak-anak maupun orang dewasa. Faktanya, banyak orang dengan disleksia memiliki kecerdasan rata-rata atau bahkan di atas rata-rata.

Biasanya, disleksia mulai terlihat saat anak mulai belajar membaca dan menulis, terutama di usia sekolah dasar. Namun, tidak jarang juga tanda-tanda awalnya sudah muncul saat anak masih kecil, seperti kesulitan mengenali huruf atau lambat dalam berbicara.

Kenapa Anak Disleksia Sulit Membaca?

Membaca adalah proses kompleks yang melibatkan berbagai bagian otak. Anak dengan disleksia sering mengalami masalah dalam menghubungkan huruf dengan suara yang mereka wakili. Akibatnya, mereka kesulitan mengurai kata, terutama kata-kata yang panjang atau baru.

Kesulitan ini biasanya dipicu oleh masalah pada “kesadaran fonologis” (phonological awareness). Kesadaran fonologis adalah kemampuan untuk mengenali dan memanipulasi suara dalam kata. Misalnya, anak dengan kesadaran fonologis yang baik dapat dengan mudah membedakan kata “buku” dan “kuku” hanya dengan mendengar perbedaan suara huruf awalnya. Tapi bagi anak dengan disleksia, hal ini bisa menjadi tantangan besar.

Selain itu, otak anak disleksia membutuhkan waktu lebih lama untuk memproses informasi visual dan verbal. Mereka mungkin membutuhkan lebih banyak waktu untuk mengenali huruf, menyusun huruf menjadi kata, dan memahami arti kata tersebut.

Mengapa Menulis Juga Jadi Tantangan?

Menulis juga bukan hal mudah bagi anak dengan disleksia. Mereka sering kesulitan mengingat urutan huruf dalam sebuah kata. Misalnya, mereka mungkin menulis “anak” sebagai “akan” atau “kita” sebagai “ikat”. Hal ini terjadi karena otak mereka kesulitan menyimpan dan mengingat informasi terkait ejaan.

Selain itu, mereka juga mungkin mengalami masalah motorik halus, yang membuat aktivitas seperti memegang pensil atau menulis dengan rapi menjadi lebih sulit. Tantangan ini sering kali membuat anak merasa frustasi, bahkan kehilangan kepercayaan diri.

Bagaimana Cara Membantu Anak Disleksia?

Meskipun disleksia tidak bisa “disembuhkan”, ada banyak cara untuk membantu anak mengatasi tantangan yang mereka hadapi. Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan

Dukungan dari Guru dan Sekolah

Anak disleksia membutuhkan pendekatan belajar yang berbeda. Guru dan pihak sekolah bisa memberikan metode pembelajaran yang lebih interaktif, seperti menggunakan gambar, permainan, atau teknologi khusus.

Terapi Membaca

Terapi seperti metode multisensori, di mana anak belajar membaca dengan melibatkan berbagai indra (melihat, mendengar, dan meraba), sangat efektif untuk anak disleksia.

Bimbingan Orang Tua di Rumah

Orang tua juga memegang peran penting. Bersabarlah dan terus memberikan dukungan positif. Jangan terlalu fokus pada hasil, tapi hargai setiap usaha kecil yang dilakukan anak.

Gunakan Teknologi

Saat ini, banyak aplikasi dan perangkat lunak yang dirancang khusus untuk membantu anak disleksia belajar membaca dan menulis. Misalnya, aplikasi yang mengubah teks menjadi suara atau sebaliknya.

Latihan Rutin

Konsistensi adalah kunci. Ajak anak untuk berlatih membaca dan menulis setiap hari, meskipun hanya sebentar. Hal ini bisa membantu mereka membangun kepercayaan diri dan keterampilan secara perlahan.

Jangan Lupakan Emosi Anak

Selain memberikan dukungan akademis, penting juga untuk memperhatikan kondisi emosional anak. Anak dengan disleksia sering merasa “berbeda” atau bahkan minder dibandingkan teman-temannya. Beri mereka pemahaman bahwa disleksia bukanlah kelemahan, melainkan cara berpikir yang unik.

Disleksia memang membuat anak mengalami kesulitan membaca dan menulis, tapi dengan dukungan yang tepat, mereka bisa mengatasinya dan bahkan berkembang dengan baik. Jadi, jika kamu adalah orang tua atau guru dari anak disleksia, jangan pernah putus asa. Tetaplah menjadi pendorong semangat mereka. Dengan pendekatan yang sabar dan penuh kasih, anak disleksia bisa meraih potensi terbaiknya.

Baca juga Tanda-Tanda Awal Disleksia pada Anak yang Harus Diwaspadai Orang Tua

Klinik Medical Hacking, Solusi Terapi Untuk Masalah Penyakit Tumbuh Kembang

Punya masalah dengan proses tumbuh kembang anak? Apakah anak mengalami Celebral Palsy, Gangguan Bicara dan Bahasa, Autism, Down Syndrome, Perawakan Pendek, Retardasi Mental, Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas atau GPPH, Hidrocephalus, Poliomyelitis atau polio, Lupus, Poliomyelitis atau Polio, Lupus, Skoliosis, Epilepsi, Lumpuh Layu. Anak Yang Terlambat Bicara, Anak Yang Terlambat Berjalan, Anak Yang Tidak Keluar Suara atau lainnya? Segera hubungi Medical Hacking melalui

Website: www.klinikmedicalhacking.com

Telp: +6282297289899

Leave A Reply

Your email address will not be published.

%d bloggers like this: