Konsultasi Gratis : 0822-9728-9899

Perbedaan Antara Down Syndrome dan Tunagrahita

Rate this post

Tempat pengobatan anak autis di depok dan tangerang – Down syndrome dan tunagrahita sering kali disalahpahami sebagai kondisi yang sama, padahal keduanya memiliki perbedaan, meski saling berkaitan. Memahami kedua kondisi ini sangat penting, terutama bagi para orang tua yang mungkin menghadapi situasi ini. Nah untuk memahami perbedaan dari keduanya, berikut penjelasannya.

Apa Itu Tunagrahita?

Tunagrahita merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan seseorang dengan kemampuan intelektual dan kognitif yang berada di bawah rata-rata. Kondisi ini juga dikenal dengan istilah disabilitas intelektual atau retardasi mental. Anak dengan tunagrahita cenderung mengalami kesulitan dalam berpikir, belajar, dan menguasai keterampilan hidup sehari-hari yang umumnya dapat dikuasai oleh anak seusianya.

Beberapa tanda-tanda tunagrahita yang bisa terdeteksi sejak dini antara lain

Keterlambatan dalam bicara, duduk, merangkak, atau berguling.

Lambat menguasai keterampilan dasar, seperti makan sendiri dan mengenakan pakaian.

Mengalami gangguan perilaku, seperti mudah marah tanpa kendali.

Daya ingat yang buruk dan sulit memecahkan masalah.

Penalaran yang lemah dan cenderung sulit dalam beradaptasi dengan kegiatan sehari-hari.

Faktor Penyebab Utama tunagrahita 

Beberapa penyebab utama dari tunagrahita meliputi

Infeksi otak seperti meningitis atau tumor otak setelah lahir.

Infeksi yang dialami ibu selama masa kehamilan.

Kekurangan nutrisi saat kehamilan atau preeklamsia.

Penggunaan alkohol, obat-obatan terlarang, atau obat-obatan tertentu oleh ibu saat hamil.

Kelahiran prematur atau masalah saat persalinan yang menyebabkan bayi kekurangan oksigen.

Cedera otak akibat kecelakaan atau trauma fisik.

Kelainan genetik yang diturunkan dari orang tua.

Apa Itu Down Syndrome?

Down syndrome merupakan salah satu penyebab paling umum dari tunagrahita. Down syndrome adalah kelainan genetik yang terjadi akibat adanya tambahan kromosom 21. Tambahan ini menyebabkan perkembangan fisik dan intelektual yang berbeda dari anak-anak pada umumnya. Kondisi ini mempengaruhi sekitar 15-20% dari total populasi penyandang tunagrahita di dunia.

Seseorang yang mengalami down syndrome memiliki ciri fisik tertentu yang cukup khas, antara lain

Berat badan dan panjang tubuh yang lebih rendah dari rata-rata saat lahir.

Mata berbentuk miring ke atas dan keluar.

Hidung kecil dan tulang hidung yang rata.

Mulut kecil dengan lidah yang menonjol keluar.

Tangan lebar dengan jari-jari pendek.

Tubuh pendek dan leher yang relatif pendek.

Bentuk telinga yang tidak normal atau kecil.

Jarak yang lebih lebar antara jari kaki pertama dan kedua.

Selain ciri fisik, mayoritas penyandang down syndrome memiliki disabilitas intelektual ringan hingga sedang. Meski begitu, ada beberapa kasus di mana penderita down syndrome memiliki disabilitas intelektual yang berat, atau bahkan tidak menunjukkan tanda-tanda disabilitas intelektual sama sekali.

Hubungan Antara Tunagrahita dan Down Syndrome

Meskipun tunagrahita dan down syndrome bukanlah kondisi yang sama, down syndrome merupakan salah satu penyebab dari tunagrahita. Artinya, seorang penyandang down syndrome cenderung memiliki disabilitas intelektual, tetapi tidak semua individu dengan tunagrahita pasti mengalami down syndrome.

Down syndrome menjadi salah satu penyebab paling umum dari disabilitas intelektual di seluruh dunia. Sekitar 15-20% penyandang tunagrahita adalah penderita down syndrome. Namun, perlu dicatat bahwa tunagrahita bisa disebabkan oleh berbagai faktor lain yang tidak berhubungan dengan kelainan genetik seperti down syndrome.

Baca juga Tindakan Medis dalam Menangani Cerebral Palsy

Meningkatkan Kualitas Hidup Anak dengan Down Syndrome dan Tunagrahita

Meskipun kedua kondisi ini tidak dapat disembuhkan, penyandang down syndrome maupun tunagrahita masih dapat menjalani kehidupan yang lebih baik dengan perawatan dan terapi yang tepat. Terapi yang dirancang khusus dapat membantu meningkatkan kemampuan kognitif, sosial, dan fisik mereka. Salah satu tempat yang menyediakan terapi ini adalah Klinik Medical Hacking, yang menawarkan solusi untuk menangani berbagai masalah tumbuh kembang anak, termasuk tunagrahita dan down syndrome.

Berbagai terapi yang tersedia di Klinik Medical Hacking mencakup penanganan untuk anak-anak yang mengalami masalah seperti

Cerebral palsy

Gangguan bicara dan bahasa

Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (ADHD)

Skoliosis

Epilepsi

Keterlambatan berjalan atau berbicara

Anak-anak yang tidak bisa mengeluarkan suara atau selalu muntah setelah minum ASI.

Dengan konsultasi dan penanganan dini, anak-anak dengan down syndrome atau tunagrahita dapat memiliki kesempatan untuk berkembang lebih baik, baik dari segi kognitif maupun fisik. Orang tua diharapkan dapat segera menghubungi penyedia layanan kesehatan seperti Klinik Medical Hacking untuk mendapatkan solusi terbaik bagi anak mereka. Untuk informasi lebih lanjut, Anda dapat menghubungi

Website: klinikmedicalhacking.com

Telp: +6282297289899

Leave A Reply

Your email address will not be published.

%d bloggers like this: